Selasa, 01 Januari 2008
5 Langkah Sukses Beternak Kambing
a. Bibit betina :
- Umur 8 - 12 bulan
- Sehat, tidak cacat
- Mampu menyesuaikan diri dengan kondisi pakan yang tersedia
- Jika memungkinkan berasal dari keturunan kembar dan mampu beranak 2 -3 ekor
dalam setiap kelahiran
- Mampu melahirkan 3 kali dalam 2 tahun atau 7 bulan sekali
b. Bibit jantan :
- Umur 8 - 12 bulan
- Sehat, tidak cacat
- Kaki kuat dan tidak bengkok
- Bentuk badan panjang dan punggung rata
- Dadanya lebar dan dalam
- Otot tubuh kuat dan padat
2. Berilah Pakan yang baik
Pakan kambing terdiri dari 2 jenis yakni hijauan sebagai pakan utama dan penguat
(konsentrat) sebagai pakan tambahan. Kebutuhan pakan hijauan sebanyak 5 - 8 kg per ekor
per hari diberikan 2 kali sehari, sedangkan konsentrat diberikan 0,5 kg per ekor per hari
diberikan 1 - 2 jam sebelum hijauan diberikan.
Air minum diberikan secara ad libitum (pemberian tidak dibatasi). Garam dapur atau
mollases blok sebaiknya disediakan dikandang.
Jenis hijauan :
a. Rumput-rumputan : Rumput Gajah, Rumput raja, Rumput Benggala, Rumput Setaria dll
b. Kacang-kacangan : Gamal, Kaliandra, turi, sentrosema, stylosantes, lamtoro, siratro, daun
kacang tanah, kedelai dll
c. Daun-daunan : Daun nangka, mangkokan, alpokat dll
d. Limbah pertanian : Limbah sayur-sayuran, daun singkong, daun ubi jalar, daun pisang dll
Hindari pemberian hijauan yang masih muda, jika terpaksa digunakan hendaknya diangin-anginkan selama minimal 12 jam untuk menghindari terjadinya bloat (kembung) pada kambing.
Jenis Penguat :
-. Limbah pertanian dan agroindustri : dedak, bekatul, bungkil kelapa, ampas tahu, kulit
kakao dll.
3. Buatkan kandang yang memenuhi syarat
Syarat kandang yang baik antara lain :
- Terpisah minimal berjarak 5 - 7 meter dari rumah 'bangunan tempat tinggal
- Model panggung
- Aliran udara/sirkulasi udara baik
- Kering dan tidak lembab
- Mudah dalam penanganan kotoran dan urine
Ukuran kandang :
- Kambing jantan dewasa : 1,2 x 1,5 m2 per ekor
- Kambing betina dewasa : 1,2 x 1,2 m2 per ekor
- Kambing dara : 1 x 1,2 m2 per ekor
- Anak : 1 x 1,2 m2 per ekor
4. Jaga Kesehatan Kambing dengan baik
Prinsip mencegah lebih baik dibandingkan mengobati harus menjadi pegangan peternak.
Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang kambing antara lain : cacingan, kudis
(scabies), orf, sakit mata, kembung (bloat) dan timpani.
Upaya pencegahan :
1. Bersihkan kandang dan lingkungan secara rutin. Untuk membersihkan kandang dapat
dilakukan setiap hari agar kandang dan ternak tidak kotor dan bau.
2. Tangani secara benar kotoran dan urine kambing yang ada, hindarkan tersebar kemana
mana dan basah.
3. Lakukan pengobatan cacing secara teratur tiap 3 -4 bulan sekali.
4. Lakukan vaksinasi orf
5. Lakukan pemberian pakan hijauan secara benar, hindari resiko terjadinya kembung
(bloat).
6. Pisahkan kambing yang sakit dengan yang sehat agar tidak menular.
Upaya pengobatan :
1. Berikan obat sesuai petunjuk petugas kesehatan ternak.
2. Berikan perhatian khusus agar ternak cepat pulih
5. Tangani dan Kelola Reproduksi Ternak dengan Benar
Beberapa aspek reproduksi yang harus diperhatikan antara lain dewasa kelamin, masa
berahi, saat mengawinkan, kebuntingan dan penanganan kelahiran.
Dewasa kelamin adalah keadaan dimana ternak siap melaksanakan proses reproduksi.
Kambing mencapai umur dwsa kelamin pada umur 6 - 8 bulan.
Ciri-ciri berahi :
- Ternak gelisah, mencoba menaiki kawan-kawan yang lain
- Alat kelamin bengkah, kemerahan dan agak basah (3 A = Abuh, Abang dan Anget)
- Diam jika dinaiki
Berahi akan terulang lagi 19 - 21 hari kemudian apabila tidak dikawinkan atau gagal bunting.
Mengawinkan ternak :
Saat yang baik untuk mengawinkan kambing adalah 12 - 18 jam setelah tanda-tanda berahi
muncul/tampak. Untuk menghindari kegagalan perkawinan, campurkan betina berahi dgn
pejantan dalam satu kandang.
Hindarkan terjadinya perkawinan sedarah/ ada garis keturunan yang sama antara kambing
jantan dengan betina atau yang masih dekat hubungan kekerabatannya (anak dengan bapak,
anak dengan induk, antar saudara kandung).
Kebuntingan :
Tanda-tanda kebuntingan antara lain :
- Tidak terlihat tanda-tanda berahi pada siklus berahi berikutnya
- Perut sebelah kanan tampak membesar
- Ambing tampak menurun
- Ternak tampak tenang
Tangani ternak yang bunting secara benar dengan memisahkan dikandang tersendiri agar
tidak diganggu oleh ternak lainnya. Berikan pakan yang baik 2 bulan sebelum melahirkan
hingga 3 bulan setelah melahirkan yang terdiri dari :
- Rumput
- Hijauan kacang-kacangan
- Makanan penguat (dedak dll)
Ternak Melahirkan :
Tanda-tanda induk akan melahirkan :
- pinggul mengendur
- Ambing tampak besar dan puting susu terisi penuh
- Alat kelamin (vulva) membengkak kemeraha-merahan dan lembab
- Gelisah, menggaruk-garuk tanah/lantai kandang dan sering mengembik
- Nafsu makan menurun
Persiapan perawatan kelahiran :
- Bersihkan kandang
- Sediakan alas yang kering dan bersih untuk menyerap cairan yang keluar selama proses
kelahiran (jerami, karung goni)
- Sediakan jodium tinctur untuk dioleskan pada bekas potongan tali pusar
Proses Kelahiran :
- Kantong ketuban pecah
- Beberapa saat kemudian anak mulai keluar
- Setelah anak lahir potonglah tali pusarnya dan oleskan jodium tincture pada bekas
potongannya
- Biarkan induk menjilati anak yang baru lahir, jika induk tidak mau menjilati bersihkan
cairan yang menempel dengan menggunakan kan lap yang bersih dan kering
- Bersihkan lubang hidung dan mulut anak kambing yang baru lahir agar mudah bernafas.
Perawatan Anak Yang Baru Lahir :
- Setelah anak lahir maka akan segera menyusu pada induknya. Sebaiknya anak dibantu
untuk dapat segera menyusui induknya.
- Anak yang tidak segera menyusui dalam waktu 12 jam setelah lahir harus segera diberi
susu pengganti kolostrum.
Pembuatan Susu Kolostrum Buatan :
- Campurkan 0,25-0,5 liter susu sapi/susu bubuk dengan 1 sendok teh minyak ikan, 1 butir
telor ayam dan setengah sendok makan gula pasir. Berikan dengan cara dicekok 3 - 4 kali
sehari.
Senin, 17 Desember 2007
Terminologi Peternakan : Bagian Kehidupan Bangsa Kita
Beberapa istilah atau terminologi yang menggunakan ternak sebagai gambaran subyek (pelaku) atau obyek dari suatu keadaan banyak sekali digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Istilah-istilah tersebut antara lain seperti :
1. Adu domba
Domba diadu biasanya banyak penontonnya, ramai, meriah dan seru. Adu domba dalam arti sesungguhnya banyak dilakukan di Garut, Jawa Barat. Domba yang diadupun biasanya bukan domba Garut jantan biasa, namun terpilih dan dipelihara secara khusus pula. harga domba adu biasanya cukup mahal apalagi yang jadi jawara lebih mahal lagi.
Namun bagaimana dengan istilah "adu domba". Adu domba yang ini makin hari makin marak saja apalagi lagi musim namanya menjelang pilih-pilih calon penguasa baik level desa, kabupaten, kota, propinsi bahkan negara. Bedanya, bukan ternak domba yang diadu tapi kita-kita manusia. Pelakunya sering kita sebut dengan nama provokator, aktor intelektual dll,. Akibatnya dapat saja satu golongan (suku, ras, agama, kelompok dll) saling seruduk, bertanding satu sama lain..si tukang adunya bersorak dan gembira persis saat nonton adu domba Garut. Bagaimana hasil akhirnya ?. Biasanya para domba aduan tidak ada yang menang atau diuntungkan,..yang ada adalah luka, kebencian, dendam dsbnya antar satu golongan dengan yang lain tanpa atau sulit untuk berkesudahan. Nah, selanjutnya mengapa kita-kita dianggap atau diasosiasikan sebagai domba?. Yang satu berantam, yang lainnya ikut-ikutan, padahal awalnya yang berantam atau yang diadu hanya satu pihak ?. Barangkali ada sifat domba yang ditiru disini yakni solider sama teman,..coba perhatikan jika siangon ingin mengeluarkan dombanya dari kandang tidak perlu mendorong atau menarik satu persatu,..cukup yang paling tua atau dominan saja yang dituntun (bisa induk atau pejantan), yang lainnya ??...ngintil semuanya. Satu dinaikin truk yang lain ngikut....teknik maling domba. Makanya jika tidak ingin dianggap domba, jangan mudah diadu-adu. Berpikir atau menganalisa sesuatu hal atau masalah secara lebih arif dan mendalam barangkali perlu kita dilakukan dengan mengacu kepada kepentingan yang lebih bermanfaat bagi banyak orang. Waspadalah para domba..
2. Kambing Hitam
Kambing hitam disini bukan diartikan kambing yang warna bulunya hitam total seperti sapi Angus atau ayam Cemani itu, walaupun jika dicari mungkin diketemukan kambing yang warna bulunya hitam polos..menurut info di Kabupaten Purworejo telah dilakukan upaya mengumpulkan kambing-kambing hitam yang akan dijadikan ternak khas daerah tersebut. Kambing hitam biasanya menggambarkan penyebab terjadinya kondisi atau situasi tertentu, yang pada umumnya merugikan atau dinilai merugikan baik. Mengapa harus hitam,??...belum ada penjelasan yang masuk akal untuk itu, barangkali warna hitam ada hubungan dengan kejelekan, kejahatan dan sebagainya. Namun kenapa harus kambing ?. Inipun belum ada penjelasan resminya mengapa jenis ternak ini yang dipakai...barangkali karena kambing atau si embeek ini bau prengus..., suka nyeruduk??. Masalahnya, istilah kambing hitam juga sering digunakan untuk menyalahkan pihak lain padahal belum tentu yang dituding sebagai penyebabnya. Biasanya si tukang adu domba juga pakai jurus ini...akibatnya si kambing hitam jadi merana. Untuk itu sifat suuzhon kita hendaknya dikurangi agar populasi kambing hitam tidak jadi makin banyak....kasihan nanti akhirnya jadi sembelihan.
Rabu, 12 Desember 2007
Humor 1 : Nonton Kontes Ternak
"Sapi ini harganya mahal bu, bukan seperti sapi jantan lokal, ..harganyapun mencapai 30 juta rupiah per ekor" jelas sang penjaga sambil mengelus kepala seekor sapi pejantan yan ada didekatnya. "Wuuiih, mahal amat mas !... apa sih kelebihannya sampe harganya mahal begitu " tanya si istri
"Selain penampilannya yang gagah, berotot, punya tongkrongan pejantan tangguh...sapi jantan ini mampu kawin hingga 3 kali sehari, bu " kata si penjaga kepada suami istri tersebut.
Mendengar penjelasan tersebut, sang istri sambil menyikut suaminya berkata " nah mas..itu baru sapi mahal" sambil sedikit monyongkan bibir. Sang suami yang mungkin merasa kenapa gitu, mendorong si istri segera keluar dari stand tersebut menuju stand sebelah yang kebetulan juga memamerkan sapi unggul. Sang penjaga stand yang berdiri di depan segera mendekati sambil bertanya " ada yang perlu saya jelaskan, bu ?". Sang istri sambil manggut-manggut bertanya" ini sapi unggul ya mas, keunggulannya apa dan mahal nggak harganya ?". Sambil tersenyum lebar si penjaga stand menjelaskan bahwa sapi tersebut jenis sapi unggul dari Eropa dan digunakan pemacek, harganya bisa mencapai 100 juta per ekor". " Wuuuuuuih, si istri sedikit kaget mendengar penjelasan tersebut, roman mukanya agak berkerut membayangkan mahalnya harga sapi tersebut. Sebelum sang istri bertanya lagi, sang suami mendahului bertanya kepada penjaga stand " selain hal-hal tadi, keunggulannya apa sih sapi ini mas ?". Jelas penjaga stand " O, sapi ini luar biasa pak.., bisa kawin sampai 5 kali sehari ".
Belum sempat si suami menanggapi, terdengar komentar sang istri " Naah, itu lho pak namanya sapi mahaaal...ya begitu mas? ". " Iyalaah bu, mari kita nonton yang lain " jawab si suami sambil tak lupa mengucapkan terima kasih kepada penjaga stand tersebut. Namun kira-kira 4 langkah, sang suami balik badan sambil bertanya kepada penjaga stand, .. "Maaf mas, tadi katanya sapi ini bisa kawin sampai 5 kali sehari ya?....ngomong-ngomong betinanya 1 atau lebih?". Jawab si penjaga stand " lebih dari 1 pak !!!".....Sambil menoleh ke sang istri, si suami berkata " Naaaah, itu baru pejantan bu ! ". Sambil merengut sang istri mengeret suami untuk segera keluar dari stand, " pulang pak !..nagapain lama-lama nonoton kayak ginian. Tinggallah si penjaga stand yang nyengir kuda.
Selasa, 11 Desember 2007
PRODUKSI KAMBING BOERAWA DI LAMPUNG (Sebuah langkah awal membangun komoditi unggulan)
BOERAWA : Kambing daging rendah kolesterol
Adanya anggapan bahwa daging kambing merupakan sumber kolesterol membuat konsumsi daging ternak ini menjadi terbatas baik dari segi olahan maupun konsumennya. Daging kambing umumnya hanya diolah menjadi sate, gulai maupun tongseng dan biasanya hanya tersedia pada rumah makan dan warung-warung sate ( itupun banyak diganti dengan daging domba yang harganya lebih murah namun kolesterolnya lebih tinggi) atau hanya pada saat hajatan, pesta ataupun kondangan. Konsumennyapun terbatas pada orang-orang yang memang menyukai daging kambing. Pertanyaan yang timbul kemudian apakah memang benar daging kambing memiliki kandungan kolesterol yang tinggi ?.