Beberapa istilah atau terminologi yang menggunakan ternak sebagai gambaran subyek (pelaku) atau obyek dari suatu keadaan banyak sekali digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Istilah-istilah tersebut antara lain seperti :
1. Adu domba
Domba diadu biasanya banyak penontonnya, ramai, meriah dan seru. Adu domba dalam arti sesungguhnya banyak dilakukan di Garut, Jawa Barat. Domba yang diadupun biasanya bukan domba Garut jantan biasa, namun terpilih dan dipelihara secara khusus pula. harga domba adu biasanya cukup mahal apalagi yang jadi jawara lebih mahal lagi.
Namun bagaimana dengan istilah "adu domba". Adu domba yang ini makin hari makin marak saja apalagi lagi musim namanya menjelang pilih-pilih calon penguasa baik level desa, kabupaten, kota, propinsi bahkan negara. Bedanya, bukan ternak domba yang diadu tapi kita-kita manusia. Pelakunya sering kita sebut dengan nama provokator, aktor intelektual dll,. Akibatnya dapat saja satu golongan (suku, ras, agama, kelompok dll) saling seruduk, bertanding satu sama lain..si tukang adunya bersorak dan gembira persis saat nonton adu domba Garut. Bagaimana hasil akhirnya ?. Biasanya para domba aduan tidak ada yang menang atau diuntungkan,..yang ada adalah luka, kebencian, dendam dsbnya antar satu golongan dengan yang lain tanpa atau sulit untuk berkesudahan. Nah, selanjutnya mengapa kita-kita dianggap atau diasosiasikan sebagai domba?. Yang satu berantam, yang lainnya ikut-ikutan, padahal awalnya yang berantam atau yang diadu hanya satu pihak ?. Barangkali ada sifat domba yang ditiru disini yakni solider sama teman,..coba perhatikan jika siangon ingin mengeluarkan dombanya dari kandang tidak perlu mendorong atau menarik satu persatu,..cukup yang paling tua atau dominan saja yang dituntun (bisa induk atau pejantan), yang lainnya ??...ngintil semuanya. Satu dinaikin truk yang lain ngikut....teknik maling domba. Makanya jika tidak ingin dianggap domba, jangan mudah diadu-adu. Berpikir atau menganalisa sesuatu hal atau masalah secara lebih arif dan mendalam barangkali perlu kita dilakukan dengan mengacu kepada kepentingan yang lebih bermanfaat bagi banyak orang. Waspadalah para domba..
2. Kambing Hitam
Kambing hitam disini bukan diartikan kambing yang warna bulunya hitam total seperti sapi Angus atau ayam Cemani itu, walaupun jika dicari mungkin diketemukan kambing yang warna bulunya hitam polos..menurut info di Kabupaten Purworejo telah dilakukan upaya mengumpulkan kambing-kambing hitam yang akan dijadikan ternak khas daerah tersebut. Kambing hitam biasanya menggambarkan penyebab terjadinya kondisi atau situasi tertentu, yang pada umumnya merugikan atau dinilai merugikan baik. Mengapa harus hitam,??...belum ada penjelasan yang masuk akal untuk itu, barangkali warna hitam ada hubungan dengan kejelekan, kejahatan dan sebagainya. Namun kenapa harus kambing ?. Inipun belum ada penjelasan resminya mengapa jenis ternak ini yang dipakai...barangkali karena kambing atau si embeek ini bau prengus..., suka nyeruduk??. Masalahnya, istilah kambing hitam juga sering digunakan untuk menyalahkan pihak lain padahal belum tentu yang dituding sebagai penyebabnya. Biasanya si tukang adu domba juga pakai jurus ini...akibatnya si kambing hitam jadi merana. Untuk itu sifat suuzhon kita hendaknya dikurangi agar populasi kambing hitam tidak jadi makin banyak....kasihan nanti akhirnya jadi sembelihan.